Lomba Dunia Maya

Penghuni Rumah Maya
( Ini true story, gak ada kaitan sama rumahnya si Maya )


        Dalam kamus kehidupanku (terbitan tahun 2003), jika kalian ingin mencari kosakata tentang teknologi maka kalian akan mendapati beberapa kata yang jika dikumpulkan paling hanya ada separuh halaman. Itupun jika mobil, motor, dan perangkat elektronik seperti radio, televisi juga digolongkan ke dalamnya (iya bukan..mereka termasuk teknologi??). Oya, coba lihat pada abjad K, apakah kalian menemukan kata ‘komputer’ di sana? Benda mirip kotak televisi itu adalah barang istimewa bagiku, aku mengenalnya sejak menjadi salah seorang siswi di SMP yang cukup favorit di daerahku (gak papa kan kalau aku sedikit bangga, hehe). Di sekolahku itu, ada beberapa unit yang seringnya digunakan satu berdua (Mmmm,  ini tidak ter-la-lu me-nye-dih-kan bukan?).
        Terus hubungannya dengan dunia maya apaan?? Eit, jangan buru-buru kawan. Memang di kamusku saat itu belum ada, percuma saja kalau kalian tetap maksa mau tahu istilah yang menyangkut dunia maya. Mau kalian bolak balik tuh kamus sampai lecek maupun  mata kalian melototin halaman demi halaman sampai pegel pun gak bakalan ketemu! (di sini teman-teman boleh berucap istighfar...sebanyak-banyaknya). Nah, satu kata yang paling dekat yang bisa kalian dapatkan (kalau kalian masih ngotot haa...rrus ada) ya, itu dia : komputer. Walaupun kalian sekali lagi harus kecewa karena istilah komputer di situ penjelasannya sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan teknologi dunia maya. Mau tau tidak, apa itu komputer versi kamusku?? 
            Silakan tanya sama simbah buyut jika beruntung maka kalian akan menemukan jawabannya. Aku tidak menyarankan teman-teman menanyakannya kepada adik kecil kalian karena mereka adalah anak pintar yang mungkin jawabannya akan berbeda jauh dari definisi yang ada dalam kamusku. Jangan juga kalian tanya kepada google karena ia akan menjawab dengan bahasa tingkat tinggi sementara jawaban versiku yang sungguh sederhana. And so, what??
              Kapan diriku ini mulai kenalan sama Luna Maya? Kapan itu akan kesampaian? Lho...?!! (Wah, kamu salah satu fansnya ya??) Eehh, bukan! Bukan itu, maksudku. Ngapain juga aku kenalan sama dia...(bukannya kebalik ya, apa perlunya dia kenalan sama kamu?? Hehe...) Nggak..aku juga nggak butuh kenalan sama dia, wweek! Apa untungnya, setelah kelakuannya yang memalukan itu, bla bla bla?! 
Ggrrhhh...Darrr!! Itu pojok lagi ngomongin apa? Sini ke depan biar Bapak dan temen sekelas dengerin semua! Wadaw, ampun Pak...! Nggak ngomongin yang lain lagi deh, saya bakal serius ngikutiin pelajaran...tuh kan, kamu sih! Maksudku kan mau ngebahas Dunia Maya bukan Luna Maya. Jadi benang biru eh merahnya masih ada sama pen..jahi..it eh pelajaran komputer sekarang...huh!
Well...internet baru masuk smpku tersayang setelah statusku sudah bukan lagi berseragam putih biru. Jadi, selama aku bersekolah di sana, pengetahuan tentang dunia cyber tidak dipelajari di dalam kelas. Komputer adalah untuk membuat tulisan atau buku sekalian (ms.word) dan menghitung (ms.excell) atau kadang kalau sedang tidak digunakan, boleh lah untuk main game. Taaapppiiii, itu amat jarang terjadi! So, mana kutahu kalau komputer juga bisa buat akses internet?? Aku nyengir dan silakan teman-teman tertawa, hahaha. Asal tahu saja, nilai untuk mata pelajaran komputerku masih lumayan kok. Itu karena aku rajin baca, hormat pada guru, menyayangi teman.....silakan yang semacam ini dimasukkan ke kotak saran atau dipasang saja di mading yaaa. Gubbrrakk!
Masuk SMA, aku pun merevisi kamusku dengan menambahkan kata internet dan beberapa kosakata yang berkaitan dengannya, meski masih digaris bawahi pada bagian penjelasannya sebab aku masih bingung dan tak habis pikir dengan kecanggihan teknologi internet yang katanya bisa menyempitkan dunia menjadi tak lebih lebar dari telapak tangan (telapak tangan? Bukannya daun kelor yah?? *ssst, udah ikutin kataku saja, jangan berisik ntar kena marah guru lagi loh!).
Kegemaranku membaca menjadi aktivitas yang vital untuk menghubungkanku mengenal dunia maya. Aku tahu apa itu e-mail, blog, chatting tetapi aku masih saja bengong kalau teman-teman ngobrolin aktivitas mereka di dunia maya. Apanya yang menarik coba...orang cuma ngadepin komputer kemudian secara tiba-tiba ia bisa senyum-senyum sendiri dan betah banget duduk di situ. Sebenarnya, aku penasaran banget pingin nyobain terjun ke dunia maya (seperti seorang anak yang ingin tahu bingkisan apa yang ia dapat di hari ulang tahunnya gitu...), tapi untuk dapat akses internet aku harus pergi ke kota (ehm, apa yang terlintas di benak kalian? ). Untuk mencapai kota, gak perlu harus sampai berpeluh kecuali kalau kalian nekat pake sepeda atau jalan kaki. Sebenarnya cukup dengan bus kalau beruntung kita akan sampai dalam waktu kurang dari 30 menit. Bagaimanapun juga itu cukup menghabiskan waktu, tenaga juga uang.
Naik ke kelas 2 SMA, kami semua bersorak! Internet masuk sekolah hoeeiiiyyy!
Kita tidak perlu jauh-jauh ke kota untuk dapat materi praktik TIK (Teknologi Informatika dan Komputer), begitu kata Guru pengampu dengan senyum lebarnya.
 Yah, sebenarnya ini menyedihkan. Smaku tidak lebih baik  sebab smpku ternyata selangkah lebih maju. Tetapi, bagaimanapun itu adalah perkembangan yang bagus daripada tidak ada. Pasalnya, rencana pengadaan internet di sekolah sudah digagas sejak tahun-tahun lalu, tetapi dan baru terwujud saat ini. Dan lagi-lahi kata pak guru, aksesnya pun tidak bisa 100% dengan adanya problem teknis...entah apa itu, jangan tanyakan padaku. Mulai saat itu, semua warga sekolah diberi kesempatan untuk akses internet termasuk diriku.
Aku kemudian punya kotak surat sendiri, yang langsung kucoba untuk mengirim pesan ke beberapa teman. Coba tebak apa saja yang kukirimkan? Surat cinta? Duh mau kirim ke siapa, sedang pacar aku tidak punya...meeraanaaa...a..a.a.--dangdutan?!-- surat rahasia? Semua orang boleh kok membacanya kalau mau...tak ada rahasia antara kita..oh yeah...(yang ini lagu macam apa pula??!!) Sungguh sangat tidak penting, bahkan tak dapat dikatakan surat sebab isinya paling satu dua kata, hahaha! (Untuk ukuran anak SMA sebenarnya itu memalukan, glek!) Aku hanya memastikan bahwa kini aku bisa berkirim surat dalam hitungan detik, woa...canggihnya!
Dan yang paling membuatku bahagia adalah ketika suatu kali aku berhasil juga chatting. Walaupun cuma chatting dengan teman sebelahku. Hoorreee!!! Yah, gimana nggak seneng, kalau ingat usahaku yang cukup memakan waktu. Menunggu dengan kesabaran ekstra  menghadapi jaringan yang super lemot. Wah, asyik juga ya ternyata...coba kalau beneran (maap ya, gak bermaksud ngatain temen sebelah sebagai makhluk bukan spesies anthropos), sama orang di ujung dunia sana! Aku pun tanya sana sini gimana caranya bisa terhubung dengan banyak orang. Katanya, gabung saja ke chatroom. Oh gitu, tapi nyatanya aku cuma menghabiskan waktu buat permisi gabung. Baru ngetuk pintu depan kok keliatannya si empunya sedang gak ingin ada tamu  yaaa....ya sudah balik saja lain kali, sedihku.
Ketika orang rame membicarakan facebook, waktu itu aku sudah duduk di kelas 3. I stay calm, belum berminat untuk ikut-ikutan nimbrung (sejujurnya karena aku gak tau macam apa itu facebook, hahaha namanya saja aneh). Kalau dari namanya, facebook itu buku wajah atau wajah buku? Whatever lah, toh aku sudah punya yang namanya friendster, meskipun masih sepi dan jarang kutengok.
Entah gimana ceritanya seingatku habis lulus SMA, lewat  seorang teman, aku pun punya juga tuh rumah di FB. Dan yang bikin aku senyum sendiri sekarang, saat inget kalau waktu itu aku bingung dengan istilah up date status...itu apaan?? Ku amati baik-baik halaman biru itu, gak ada tuh tulisan up date. Terus kok orang-orang kok bisa ngasih komentar-komentar gitu yaa...pake apaan? (Sst..bagian ini sepertinya bukan sesuatu yang baik untuk diungkap!). Jadi aku cuma sekedar punya, tapi tak tahu gimana memfungsikannya...ya gitu deh.
Dengan bisik-bisik aku mencari kawan yang kupandang dia tidak rese untuk menertawakan parahnya tingkat ‘keluguanku’. Hingga suatu saat temenku yang baik hati dan tidak sombong itu berjanji untuk memberiku privat khusus dan kilat. Aku pun diajaknya ikut mampir ‘wahana singgah kalangan terpelajar’ alias warnet, di situlah aku dapatkan pengetahuan standar operasional untuk dapat menikmati facebook. Oaalaah gitu rupanya, tinggal ketik apa yang ingi kita share. Dan untuk pertama kalinya statusku berubah dari yang tidak ada menjadi ada. Sayangnya moment itu gak tak ingat dengan jelas.
Pokoknya aku ngiri berat deh ngeliat rumah maya temenku itu yang penuh dengan penghuni dan celoteh-celoteh rame. Daftar teman-teman doi sudah mendekati seribu. Lha punyaku? Baru segelintir orang yang muka-mukanya tiap hari juga kudapati. So, dengan semangat empat-lima, aku meminta semua nama yang kukenal untuk singgah juga di rumahku. Dan sebagai pemilik baru yang sebelumnya adalah ‘tunawisma’ di FB, aku masih canggung, padahal di rumah sendiri yaa, terus ngapain saja coba? Ya, cuma nyimak status orang yang numpang lewat depan rumah *sambil memamerkan muka ramah.
Di kehidupanku selanjutnya, internet sudah menjadi kebutuhan tak terelakkan. Tugas dan materi pelajaran sedikit-sedikit ditaruh di kotak dunia maya, sungguh itu menjadi laboratorium pustaka yang membuat ‘gapteker’ sepertiku sedikit banyak masih terbengong kagum. Sebagai aktivitas sambilan, sembari mengunjungi beberapa situs yang terkait dengan materi yang kuperlukan akhirnya tergeraklah tangan ini untuk mulai membenahi rumah mayaku di fb. Masa iya, mau menjadi ‘gelandangan’ padahal rumah ada walaupun masih sederhana. Saat aku singgah di salah satu rumah teman, kudapati ia punya tamu dari luar negeri.
Wah, aku juga mau dong, tapi gimana caranya ya ngundang orang luar? Meminta tuh orang yang telah jadi temennya si temen aku itu? Aku enggan, ogah. Secara, gak kenal sama sekali tiba-tiba aku minta jadiin teman. Aku gak mau terkesan ikut-ikutan, yang muncul dibenakku, ngapain juga aku ‘nyerobot’ temen orang...(Nah lho? Bingung kan?). Pinginnya sih dengan cara anggun gitu deh (ceile...mang seperti apa?), mm jadi kita sama-sama memang memang seneng untuk sobatan. Maksudnya?? Yah kalau dari seorang teman tahu ada temennya mau bertamu, ia akan dengan antusias menyambut kedatangan temennya itu. Kalau dipikir itu justru akan tambah gak masuk, gimana coba orang bisa seneng kalau mereka belum tahu siapa kita, siapa tak kenal maka tak sayang, iya to?
Akhirnya aku pake jurus mencari teman dari list temannya temen lain terus kuacak lagi temennya (kok jadi ruwet ya? Sudahlah, gak usah dicerna dalem-dalem kalau justru tambah mules^^ * maaf ya!) Nama-nama yang kukira potensial alias berpotensi dia memang orang luar nageri asli kuambil deh. Soalnya sekarang ini kan banyak sosok gak jelas yang nama FB-nya dibikin sok keren dengan pake nama impor. Woa, aku harus bisa ‘cas cis cus’ pake bahasa inggris karena aku butuh banget bisa aktif dan siapa tahu kelak bisa mengunjungi negara mereka. 
Teman pertama yang kudapati adalah seorang gadis negara tetangga, lupa bagaimana bisa jadi teman. Tapi aku tidak banyak menjalin komunikasi dengannya, entah ya rasanya kok gimana gitu saat tahu di dari negara tetangga yang sering ‘ribut’ sama kita. Beberapa nama asing juga masuk tapi untuk mulai menyapa rasanya juga berat (tingkat percara diri masih berada di daerah kritis...). Coba nggak ya? Kata apa coba yag harus kukirim pertama kali? Uuh, jariku rasanya kaku sekali untuk menekan keyboard. Ayo maju, duh gemeteran nih...kata apa yg paling tepat, good morning? Yah kalau di sana juga pagi *tuing!
- Hi..:)
Puff, akhirnya keluar juga tuh sapaan simpel. Dibalas dong, hatiku cemas-cemas harap.
Hi, h a u?
Yes! Aku tersenyum, sinyal baik nih. Aku makin semangat menanggapi.
-Fine, n u?
I’m fine too.
Maka berlangsunglah obrolan sebagai perkenalan, cukup panjang. Aku bisa mengimbangi dengan bantuan google translate, haha (sekali-kalinya aku memanfaatkan tuh layanan). Hatiku berbunga langitku cerah ceria, la la la, aku ingin menari, berjingkarak-jingkrak riang (sumpah, norak bangeeet!). Untung saja aksi nggak banget itu hanya kulakukan di mataku saja, di alam maya yang kucipta. Di bumi nyata, cuma senyum yang terus kugulirkan, hmm kewarasanku sepertinya patut dipertanyakan.
Kini aku saaadaaar sepenuhnya mengapa teman-teman bisa jadi gak jelas dan suka berlama-lama dalam dunia maya mereka. Karena aku sudah mencicipinya, manis, asam, asin. Oh dunia maya ku, kau mulai menyeretku dalam arus kecanduan, i’m crazy on. Aku puas! Aku gila! (mm, sepertinya ini musibah, glek!)
Ini akan terus berlanjut dengan lebih banyak orang, kuputuskan demikian. Jadi, rumah fbku kini juga terbuka untuk orang-orang dari luar, bahkan mereka lebih kuprioritaskan, ehm barang impor rupanya lebih disukai daripada produk lokal ya, itu benar^^ (wah gitu ya sekarang, teegaaa banget ngomongnya! *huwaaa kaaabuuurrr). Iya, sampai aku berpayah-payah untuk menyesuaikan ‘jadwal’ on line mereka. (uuuh, mau-maunya..., *habiz gimana ya kalau lagi kasmaran gini kan susah untuk memendam rindu...). Rumah mayaku kini tidak cuma satu...*wah kaya ya^^. Ada beberapa rumah yang kudapatkan secara gratis, tanpa harus memenangkan undian. Menyenangkan sekali bukan, tak butuh lahan dan dana yang tinggi untuk punya rumah sendiri, sebanyak apapun yang kau mau, tanpa repot memikirkan pajak dan IMB.
           Dan karena aku merasa ini adalah aktivitas yang kuanggap memberikan manfaat (aku semakin lancar...emm make bahasa... Eng...google translate, huahahaha) aku bisa seharian di kampus menggunakan hotspot untuk menyapa mereka di luar sana. Ngobrolin sesuatu yang gak penting, menghabiskan waktu dan mengalihkan prioritas tugas-tugas yang terus menumpuk. (lha, bisa gulung tikar tuh lama-lama!) Kalau ditimbang, diliat dari banyak sisi, pinjam mata majemuknya serangga....hasinya: kerugian lebih besar dibanding kemanfaatan. (bruukk!) Namun sebagai pendatang baru (bak ABG yang sedang mengalami masa puber dan sedang dirundung asmara), perkenalanku dengan dunia ini memberikan kesan yang fantastis. Pesonanya begitu menawan, yang menjeratku untuk terus dan terus terbenam di dalamnya.
Setelah koneksi sinyal di rumah kos tidak nyambung lagi, aku mulai keluar ke warnet sehabis isya’, sesuatu yang amat jarang kulakukan kecuali kalau memang ada tugas yang mendesak. Aku berani melanggar etika dengan pulang terlambat, di atas jam sembilan malam, huhuhu (keputusan yang keliru, ah me-nge-nas-kan!) Pasalnya, waktu di sana dan di sini berbeda dengan selisih cukup lebar (garis bujur ya penyebabnya?). Malam di sini, di sana bisa jadi masih sore, waktu yang mungkin tepat bagi mereka untuk hadir di duia maya, di benua lain ada yang masih pagi.
Aku tahu, ini pengorbanan yang sebenarnya gak sebanding dengan apa yang kudapat. Tapi aku belum bisa menahan diri untuk tidak singgah di sana, rumah-rumah mayaku yang tampak semakin indah. Ada banyak penghuni dari latar belakang kultur yang beragam. Mewarnai kebunku, meramaikan suasana rumah dengan celoteh khas mereka. Aku betah sekali, mengujungi rumahku dan rumah teman-teman satu per satu, menyambut tamu yang datang, mempersilakan mereka main dan berbincang, serta bertukar informasi yang mungkin diperlukan.
Pesona dunia maya yang menghipnotis! Cybersyndrome (penyakit baru yang muncul akibat keseringan nongkrong di dunia maya) mulai menjangkiti diriku, melumpuhkan aktivitas lain, huwaaaaawaaa. Sakiiitnya baru terasa setelah aku terhempas ke bumi lagi (hoeyy...banguuunnn! Nyadaaar buk! Dari pagi, siang, sore, sampai hampir pagi lagi masih saja mantengin komputer! Cengar-cengir gak jelas ngalahin gayanya pasien RSJ ). Yaahh kan mumpung libur. Iya, tapi agenda lain gak kelar tuh! Sebentar lagi aku berhenti kok, kamu duluan saja ya! *pasang muka innoncent.
Someone, please help me! Aku sedang berusaha menyembuhkan kekacauan yang terjadi di dunia nyataku akibat aktivitasku di dunia maya. Ketidakseimbangan yang berimbas pada persoalan baru, menjadi sosok yang meninggalkan tanggung jawab dunia nyata. Aku jadi ogah ngapa-ngapain, lupa waktu sehingga datang terlambat (kebangetan!). Logikaku terkikis, aku hanya memikirkan bagaimana aku bisa terhubung dan chat dengan teman-teman luar negeri, yang aku gak tahu apakah setiap kata yang mereka sampaikan adalah sungguh seperti yang terjadi betulan atau cuma hasil imajinasi mereka semata. Ngeri juga ya, sewaktu dapat berita ada korban gara-gara dunia maya, yah sepertinya aku juga salah satunya, duh jangan sampai deh tersebar berita, malu-maluin aja ah.
Ah, dunia maya dunia maya!



0 komentar:

Copyright © 2012 What's life?Template by :Urangkurai.Powered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.